EKSKRESI (KONSEP FISIOLOGI)


SISTEM EKSKRESI

Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia   dibedakan menjadi:

Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil pencernaan (feses)

Ekskresi: pengeluaran zat sisa hasil metabolisme (CO2, keringat dan urine)

Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (enzim dan hormon)

Sistem Eksresi

Eksresi adalah proses pembebasan sisa-sisa metabolisme dari tubuh  Kelebihan air, gas, garam-garam, dan material organik diekskresikan keluar, tetapi substansi yang esensial untuk fungsi tubuh disimpan Osmoregulasi berhubungan erat dengan sistem ekskresi.Pengaturan osmosis dalam tubuh manusia terjadi melalui banyak sedikitnya air yang dibuang melalui keringat dan urin. Kehilangan air karena penguapan diatasi dengan reabsorpsi air.

Metabolisme Karbohidrat

            Karbohidrat (monosakarida) → energi +  CO2 + H2O

Metabolisme Protein

            Protein → energi + CO2 + H2O + NH4OH + NH3

            proses pembentukan urea:

            NH3 + ornitin (AA1) + CO2 → sitrulin (AA2)

            NH3 + sitrulin (AA2) → arginin (AA3)

            Arginin (AA3) + enzim arginase → AA1 + urea

Metabolisme Lipid (lemak)

            Lipid → energi +  CO2 + H2O

Ikan → Sepasang ginjal opistonefros

• Ada yg memiliki saluran anus & urogenital, ada juga yg memiliki kloaka

            • Ikan air tawar

Tubuh hipertonik, lingkungan hipotonik

Shg sedikit minum & menghasilkan urine dlm jumlah byk & encer

            • Ikan air laut

Tubuh hipotonik, lingkungan hipertonik

Shg byk minum & menghasilkan urine sedikit & pekat

ALAT-ALAT EKSKRESI

GINJAL

Proses pembentukan urine

Reabsorpsi (penyerapan kembali)

Terjadi di tubulus kontortus prosikmal, lengkung Henle dan sebagian tubulus kontortus distal

Reabsorpsi dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal

Zat-zat yang di reabsorpsi : air, sukrosa, asam amino, ion-ion, dan sebagian urea

Terjadi secara transport aktif dan transpor pasif

Tahapan terjadinya reabsropsi :

Urine prime masuk dari glomerulus ke tubulus kontortus proksimal

Reabsorpsi glukosa dan 67% ion Na+ , juga terjadi reabsorpsi air dan ion secara pasif. Filtrat menuju lengkung Henle dan terjadi sekresi aktif ion Cl- ke jaringan sekitarnya.

Reabsorpsi dilanjutkan ditubulus kontortus distal. Hasil reabsorpsi ini berupa urin sekunder yang mengandung air, garam, urea dan pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau urine

Augmentasi

Urine sekunder dari tubulus kontortus distal akan turun menuju tubulus pengumpul

Pada tubulus ini masih terjadi penyerapan ion Na+ , Cl-, dan urea sehingga terbentuk urine sungguhan

Dari tubulus pengumpul urine dibawa ke pelvis renalis selanjutnya mengalir melalui ureter menuju vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara urine

Hal-hal yang Mempenga-ruhi Produksi Urine

Hormon anti diuretik (ADH) akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karena meningkatkan permeabilitias sel terhadap air.

Jumlah air yang diminum

Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus aferen

Banyak sedikitnya hormon insulin

Banyaknya garam yang harus dikeluarkan

HATI

Hati terletak pada rongga perut bagian kanan. Pada bagian kanan hati terdapat selaput tipis yang disebut kapsula hepatis. Di dalam jaringan hati terdapat pembuluh darah dan pembuluh empedu yang disatukan oleh kapsul hati (Kapsul Glisson). Sel – sel hati bergabung membentuk lobula dan antarlobula dipisahkan oleh ruang lakuna.

Sebagai alat ekskresi, hati berfungsi menghasilkan cairan empedu secara terus – menerus. Selain menghasilkan empedu, hati juga berfungsi menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun, membentuk dan merombak protein, serta membentuk eritrosit pada janin.

            PEROMBAKAN ERITROSIT OLEH HATI

Sel – sel hati yang bertugas merombak eritrosit disebut sel histiosit. Melalui sel tersebut, hemoglobin akan diuraikan menjadi senyawa hemin, zat besi (Fe), dan globin.

Dalam hati, senyawa hemin diubah menjadi zat warna (bilirubin dan biliverdin) lalu dikirim ke usus dan setelah melalui proses tertentu dibuang ke luar tubuh bersama feses. Dalam usus, zat warna empedu (berwarna hijau biru) dioksidasi menjadi urobilin (berwarna kuning coklat) yang berfungsi memberi warna pada feses dan urine.

Sementara itu, zat besi tertahan dan disimpan dalam hati atau dikembalikan ke sumsum tulang sedangkan globin digunakan lagi untuk pembentukan eritrosit baru dan metabolisme protein.

KULIT

Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai pelindung terhadap kerusakan fisik akibat sentuhan mekanis, panas, penyinaran, kuman – kuman, dan zat kimia; mengatur suhu badan; mencegah dehidrasi; mengeluarkan zat sisa berupa keringat; dan menerima rangsangan dari luar.

Banyak tidaknya keringat yang dikeluarkan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu lingkungan, emosi, aktivitas tubuh, dan psikologi.

MEKANISME PENGELUARAN KERINGAT

Proses pengeluaran keringat diatur oleh hipotalamus (otak). Hipotalamus dapat menghasilkan enzim bradikinin yang bekerja mempengaruhi kegiatan kelenjar keringat. Jika hipotalamus mendapat rangsangan, misalnya berupa perubahan suhu pada pembuluh darah, maka rangsangan tersebut diteruskan oleh saraf simpatetik ke kelenjar keringat. Selanjutnya kelenjar keringat akan menyerap air garam dan sedikit urea dari kapiler darah dan kemudian mengirimnya ke permukaan kulit dalam bentuk keringat.

PARU-PARU

Paru – paru merupakan alat tubuh yang bertugas mengeluarkan zat sisa berupa karbon dioksida (CO2) dan uap air dalam kaitannya sebagai alat ekskresi. Gas karbon dioksida merupakan sisa proses metabolisme dalam jaringan yang diangkut oleh darah ke paru – paru dan berdifusi dalam alveolus.

Oksigen yang masuk ke paru – paru berikatan dengan hemoglobin membentuk oksihemoglobin dalam eritrosit yang mengalir menuju jaringan tubuh. Setelah sampai di sel- sel tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan keluar menuju jaringan lalu masuk ke sel – sel tubuh. Pada saat yang sama, CO2 dari sel – sel tubuh masuk ke dalam darah. Sebagian kecilnya bergabung dengan hemoglobin membentuk karboksihemoglobin. Kebanyakan CO2 membentuk HCO3- dengan plasma darah. Saat darah masuk ke dalam kapiler paru – paru, HCO3- berubah di dalam eritrosit menjadi H2O dan CO2. CO2 meninggalkan sel eritrosit dan kapiler.

 

 

Sumber : ppt Jainar saleh (Konsep Fisiologi)

 

 

Post a Comment

0 Comments